Kamis, 11 Maret 2010

0 komentar

MENULIS ADALAH PROSES BERNALAR

Pada hakikatnya setiap penulisan itu tidak sama, contohnya bahwa menulis di media massa tidak bias disamakan dengan menulis makalah, tetapi adapun persamaan yang paling mendasar pada setiap penulisan yaitu metode bernalar, karena baik menulis makalah ataupun artikel di media massa sama – sama menuntut penalaran logis dan kritis.

Menulis adalah produk pemikiran atau suatu kegiatan menyampaikan pesan, informasi dan komunikasi terhadap orang lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau media. Sebuah tulisan harus dibuat atas konstruksi pemikiran yang terdiri atas 3 komponen penting, yakni klaim, argumen dan data. Kaim tanpa argumen bias disebut ngaco atau tidak benar, selanjutnya argument yang kuat tentu membutuhkan bukti berupa data, tanpa data argument tidak biasa dipertanggung jawabkan.

Dalam proses pembelajaran dengan keadaan yang saat ini kita semua dan khususya mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mendeskripsikan suatu hal atau sebuah fenomena, tetapi juga harus melebihi itu yakni kita harus analisis, kritis bahkan hingga solutif dan hal ini diwujudkan dalam setiap pembelajaran baik diskusi ataupun penulisan ilmiah.

Karenena kemampuan menilis kita dipengaruhi oleh seberapa jauh penalaran kita dalam menganalisis keadaan disekitar kita, dan menulis adalah salah satu proses untuk mengetahui tentang penalaran kita terhadap suatu kasus yang kita akan hadapi nanti, oleh sebab itu untuk mewujudkan itu semua maka marilah dari sekarang kita berlatih menulis baik itu untuk media massa ataupun yang lainnya.

Apabila kita sudah terbiasa menulis, maka otomatis penalaran kita dalam segi apapun juga berkembang, karena menulis adalah salah satu cara untuk mengembangkan daya nalar kita terhadap suatu hal yang nantinya kita hadapai dan sebaliknya apabila kita sudah memiliki penalaran yang baik maka otomatis penulisan yang kita buat akan baik pula karena suatu penulisan baik atau kurang baik dipengaruhi oleh penalaran dari penulis itu sendiri, maka mencobalah menulis apapun untuk melatih agar tulisan kita dapat dihargai dikarenakan tulisannya yang baik yang logis dan kritis,,,,ayo semangat untuk menulis dari dini,,,,,

Paragraf Generalisasi

Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia saat ini telah meningkatkan jumlah pengangguran. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja yang menganggur Februari 2005 mencapai 10,9 juta orang, terhitung sejak Agustus 2004 sampai Februari 2005 terdapat tambahan penganggur 600.000 orang (kompas,2005). Jumlah ini tidak menutup kemungkinan akan semakin bertambah apabila pemerintah tidak menanggulanginya, apalagi angkatan kerja yang mengangur itu berbeda-beda tercatat lulusan sekolah dasar (SD) paling tinggi sekitar 39,2%, perguruan tinggi 1,72% dan sisanya lulusan SLTP dan SLTA.

Upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran dengan membuka lowongan sebagai calon pegawai negeri sipil (PNS) tentu tidak cukup, sedangkan yang terserap pada perusahaan swasta pun jauh lebih kecil daripada angka lulusan sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Adapun pembangunan nilai-nilai budaya dan perbaikan pendidikan dan pembangunan Sumber Daya Manusia yang harus ditingkatkan lagi dengan cara pemberian pelatihan-pelatihan dan memberikan bantuan financial terhadap masyarakat dengan cara berwirausaha, karena kewirausahaan merupakan salah satu kunci agar persoalan mengenai penganguran bisa teratasi dengan bertahap dan berjalan dengan baik khususnya pada masyarakat banyak.,

Paragraf Generalisasi

Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia saat ini telah meningkatkan jumlah pengangguran. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja yang menganggur Februari 2005 mencapai 10,9 juta orang, terhitung sejak Agustus 2004 sampai Februari 2005 terdapat tambahan penganggur 600.000 orang (kompas,2005). Jumlah ini tidak menutup kemungkinan akan semakin bertambah apabila pemerintah tidak menanggulanginya, apalagi angkatan kerja yang mengangur itu berbeda-beda tercatat lulusan sekolah dasar (SD) paling tinggi sekitar 39,2%, perguruan tinggi 1,72% dan sisanya lulusan SLTP dan SLTA.

Upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran dengan membuka lowongan sebagai calon pegawai negeri sipil (PNS) tentu tidak cukup, sedangkan yang terserap pada perusahaan swasta pun jauh lebih kecil daripada angka lulusan sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Adapun pembangunan nilai-nilai budaya dan perbaikan pendidikan dan pembangunan Sumber Daya Manusia yang harus ditingkatkan lagi dengan cara pemberian pelatihan-pelatihan dan memberikan bantuan financial terhadap masyarakat dengan cara berwirausaha, karena kewirausahaan merupakan salah satu kunci agar persoalan mengenai penganguran bisa teratasi dengan bertahap dan berjalan dengan baik khususnya pada masyarakat banyak.,